Pages

Labels

Jumat, 29 Juni 2012

Tak Kunjung Bersaing, Yahoo Akan Dijual?


Artikel


VIVAnews - Selepas memecat CEO-nya, Carol Bartz, Selasa, 6 September 2011 kemarin, Yahoo! disebut-sebut akan dijual. Pemilik saat ini akan membiarkan pemilik Yahoo! berikutnya membenahi masalah yang terus membelit perusahaan Internet terkemuka itu.


Dilansir Wall Street Journal, Rabu, 7 September 2011, Dewan Komisaris Yahoo! mengungkapkan rencana itu dengan gamblang usai memecat Bartz melalui telepon. "Yahoo! akan dijual kepada mereka mengajukan harga penawaran yang tepat," demikian dikatakan salah satu anggota Dewan Komisaris kepada Wall Street Journal.

Langkah ini dinilai pilihan tepat agar Yahoo! dapat kembali bersaing dengan situs besar lainnya. Google dan Facebook, misalnya, yang lahir setelah Yahoo! saat ini telah berlari lebih kencang, sementara Yahoo! tertinggal tanpa inovasi.

"Saya kira ini langkah tepat, namun sayang, terlambat setahun. Bisnis Yahoo! sudah terlanjur rusak," kata Trip Chowdry, pengamat di Global Equity Research, sebagaimana dikutip CNN.

Permasalahan saat ini adalah bagaimana mencari pembeli yang tepat. CNN mengabarkan, tiga tahun lalu, Microsoft pernah menawar Yahoo! dengan harga US$47 miliar atau sekitar Rp401 triliun. Tapi, akibat kinerjanya yang terus menurun, harga Yahoo di pasar saat ini hanya sekitar US$17 miliar, atau sekitar Rp145 triliun.

Melorotnya harga inilah yang menjadi salah satu alasan Dewan Komisaris Yahoo memecat Bartz. Selain tanpa inovasi, Yahoo! dinyatakan telah kalah bersaing menggaet pengiklan besar. Hal ini berujung hilangnya kepercayaan investor terhadap Yahoo, khususnya para investor China dan Jepang. Selain itu, Yahoo! dianggap perusahaan Internet tanpa visi jelas.


Pemecatan Bartz sedikit banyak berpengaruh terhadap harga Yahoo! di bursa saham. Usai pemecatan diumumkan, saham Yahoo! naik 4 persen pada perdagangan Rabu sore kemarin, menjadi US$13,50. Namun, Yahoo! memerlukan lebih dari itu. Saat ini mereka memerlukan CEO baru yang dapat mengangkat kembali ketenaran nama Yahoo!.

"Sebaiknya Dewan Komisaris mencapai kesepakatan menjual seluruh atau sebagian saham perusahaan ini dulu sebelum ditunjuk CEO baru," kata Youssef Squali, pengamat dari Jefferies & Co., yang juga memperkirakan harga saham ideal untuk Yahoo! adalah antara US$18 hingga U$20.

***

Menurut sejumlah pengamat, khususnya selama 6 tahun terakhir, Yahoo! telah berubah dari perusahaan penyedia layanan informasi teknologi terkemuka menjadi salah satu perusahaan yang sulit bersaing dengan kompetitor.

Sebagai gambaran, tak lama setelah mereka menawarkan layanan email gratis, pada tahun 2005 lalu raksasa Internet itu membeli situs penyedia layanan gambar Flickr. Langkah ini dilanjutkan merilis Yahoo 360, layanan jejaring sosial berfitur blog, instant messaging, radio Internet, dan lain-lain.

Mereka lalu menambahkan konten tambahan mulai dari fitur untuk belanja, berita, jadwal siaran televisi, horoskop dan lain-lain ke payung besar Yahoo!. Antarmuka mesin pencarinya berubah dari sederhana menjadi situs yang memiliki konten lengkap mulai dari berita, informasi selebriti, iklan, serta multimedia lain.

Pada September 2007, Yahoo! lalu mengumumkan mereka tengah menyiapkan Mash, sebuah situs jejaring sosial terbuka. Di titik ini, segala kebutuhan harian pengguna internet secara online tampaknya sudah lengkap disediakan Yahoo. Lalu, apa yang membuatnya ditinggalkan pengguna?


***

Sebagai kompetitor terbesar Yahoo!, Google rupanya mengikuti langkah pesaingnya itu. Jika Yahoo! beli Flickr, Google beli Picasa. Jika Yahoo! punya blog di Yahoo! 360, Google beli Blogger. Tim desain Google lalu membuat Google Mail dan Google Chat dapat digunakan cukup dengan login ke akun GMail. Login GMail juga bisa dipakai untuk memanfaatkan layanan Google lain.

Google lalu membeli penyedia konten video terkemuka, YouTube dan dilanjutkan menghadirkan Google Docs. Dari sisi mesin pencari, Google juga melengkapi halaman pencari mereka yang kosong dengan menambahkan fitur iGoogle yang bisa dimodifikasi sesuai keinginan.

Saat kompetitornya berekspansi, perlahan-lahan, satu-persatu layanan Yahoo! kalah bersaing. Yahoo! 360 tenggelam oleh popularitas WordPress dengan komunitasnya yang terbuka yang terus menghadirkan pluginwidget, sertatheme yang tak habis-habisnya.

Blogger yang sudah dimiliki Google kemudian mengintegrasikan elemen social sharing dan theme yang bisa dimodifikasi pengguna. Terpuruk oleh WordPress dan Blogger, Tumblr kemudian menggelar format blog-sharing terbuka yang semakin menenggelamkan Yahoo! 360. Mei 2008, layanan ini pun tutup.

Steve Woods, pengamat Internet di Technorati menyebutkan, dari sisi jejaring sosial, Mash, layanan jejaring sosial yang disiapkan Yahoo! tak pernah berhasil mencapai versi beta. Sementara di luar, Facebook meluncur dan Internet kemudian dimarakkan oleh Twitter. Google kurang berhasil dengan Buzz kemudian menghadirkan Google+ yang mendapatkan respon cukup baik. 

Microsoft, yang mulai menikmati pasar pencarian menggunakan teknologi Yahoo di layanan Bing mereka, mulai bekerjasama dengan Facebook. Twitter tampak mulai mengintegrasikan diri dengan sistem operasi terbaru Apple. 

Melihat kondisi seperti ini, tampak Yahoo tak punya kesempatan di jejaring sosial. Pertumbuhan Facebook, Twitter, Google+ dan Tulalip, proyek jejaring sosial sekaligus pencarian yang tengah dikembangkan Microsoft membuat pertarungan di media sosial berlangsung tanpa Yahoo!.

Meski Jerry Yang, salah satu pendiri dan mantan Director dan Chief Executive Officer Yahoo! telah mengklarifikasikan pada seluruh 13.500 karyawan Yahoo! bahwa perusahaan itu tidak dijual, namun tampaknya mereka perlu segera mencari pembeli potensial. Jika tidak melego seluruh perusahaan, setidaknya mereka perlu menjual unit-unit bisnis yang kurang maksimal terkelola.(np)



Sumber:



Tanggapan:
Yahoo! sangatlah penting dalam penyedia layanan e-mail, saya lebih memilih Yahoo! dibandingkan dengan Gmail pada Google. Tapi tidak cukup sampai disitu, Yahoo! harus lebih berinovasi dengan tambahan fitur yang lebih menarik seperti pesaingnya Google dll. Dan sempat Yahoo! merilis Yahoo 360 dengan penambahan fitur baru. Harus diacungkan jempol karena usahanya, tapi kurang menarik dan laku di pasaran  jika dibandingkan dengan pesaingnya, Google. Google memiliki blogger, Picasa,Youtube, dan Google Docs. Saya paling suka menggunakan Google Docs, bisa menyimpan dokumen di Googlenya langsung tanpa harus menyimpan ke komputer. Mungkin Yahoo! memang harus menjual seluruh atau sebagian saham agar Yahoo! bisa bersaing lagi dan menjadi situs yang diminati oleh pengguna internet dengan inovasi-inovasinya tentu yang lebih menarik.



Jumat, 01 Juni 2012

Bab 14 Investasi dan Penanaman Modal

1.  Investasi
Investasi memiliki peran yang sangat penting pada perekonomian didalam menentukan besar kecilnya PNB (Pendapatan Nasional Bruto) yakni melalui proses angka pengganda investasi. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi di dalam investasi akan mempengaruhi besar pendapatan nasional denngan presentase yang lebih besar.
Sebagai contoh:
Suatu saat perekonomian Indonesia memiliki pendapatan nasional 200milyar, dan digunakan untuk konsumsi masyarakat sekitar 180 milyar. Besar investasi masyrakat 60 milyar. Pada periode kedua, pendapatan nasional mengalami kenaikan menjadi 240, dan konsumsi masyarakat naik menjadi 220, dan besarnya investasi 120 milyar.


Dimana:
Fungsi konsumsi : C = a + cY 

C  =  Besarnya konsumsi pada periode tertentu.
a   =  Autonomous consume yakni besar uang yang harus tetap dimiliki untuk bertahan 
         hidup.
c =  Marginal conpensity to consume, kecenderungan konsumsi pada tingkat pendapatan tertentu.
Y = Pendapatan nasional pada periode tertentu.

Jawaban
Diketahui:  
Y1 : 200 milyar  Y2: 240 milyar
c1  : 180 milyar   c2 : 220milyar
I1  : 60 milyar     I2  : 120
Ditanya :  Ye periode kedua?
Jawab
C = a +cY
c  = 220 -180 / 250 - 200 = 40/50 = 0,8 

C              = a + cY
180           = a + 0,8(200)
180           = a + 160
180 – 160 = a
20             = a


Jadi persamaannya adalah C = 20 + 0,8Y
Sedangkan pendapatan nasinal keseimbangannya pada periode pertama dicari dengan menggunakan:

Ye = a + I / (1-c) = 20 + 60 / 1 - 0, 8 = 80/0,2 = 400 


Dengan menggunakan angka penggandam kita dapat mengetahui perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang disebabkan kenaikan tingkat investasi, yakni;
Ye periode kedua   = Ye1 + perubahan Y = Ye1 + k(perubahan investasi)
                               =  400 + (120 – 60)
                               =  400 + 60
                               =  460
Jadi dengan perubahan investasi yang hanya 60 milyar (dari 60 milyar menjadi 120 milyar), dapat meningkatkan pendapatan nasional keseimbangan dengan jumlah yang lebih besar yakkni sebesar 460 milyar (naik sebesar 60 milyar).


2.  Penanam Modal dalam Negeri
Investasi melalui penanaman modal di dalam negeri bertujuan untuk memberi peningkatan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Dari pelita ke pelita prioritas penanaman modal dalam negeri mengalami pergeseran. Jika pada Pelita I dan II , industri kecil masih mendominasi, maka pada Pelita berikutnya  investasi dari penanaman modal dalam negeri diarahkan kepada:
-   Memperkokoh struktur industri dalam negeri secara umum
-   Memprioritaskan pada industri yang mampu menciptakan mesin-mesin produksi sendiri.
-   Menciptakan lapangan pekerjaan yang padat karya
-   Penyebaran pengalokasian dana investasi ke luar wilayah.

3.  Penanaman Modal Asing
Secara makro proses kemajuan perekonomian suatu negara akan semakin lancar bila tingkat tabungan masyarakat mampu mengimbangi kebutuhan investasi. Jika yang terjadi adalah tabungan masyarakat lebih sedikit, maka dibutuhkan peran sektor swasta luar negeri untuk menutupi kekurangan. Indonesia masih membutuhkan tambahan dana dari penanam modal asing, dengan alasan:
-  Kemampuan menabung masyarakat masih belum sempurna.
-  Masih banyak sektor yang belum mampu dikelola sendiri, dikarenakan SDMnya yang kurang.
-  Belum efisiensinya suatu produk tertentu bila dikelola sendiri.

    Tetapi banyak yang menetang masuknya modal asing, alasannya adalah:
-  Perusahaan multinasional sering memproduksi komoditi untuk kalangan tertentu saja.
-  Perusahaan mulltinasional berpotensi untuk menekan pemerintah dan lebih berkuasa.


Sumber:
Budi Aris,Setiawan.1997.Perekonomian Indonesia.Jakarta:Universitas Gunadarma.
www.google.co.id


Kamis, 31 Mei 2012

Bab 13 Masalah Pokok Perekonomian Indonesia


1.    Pengangguran
Pengangguran adalah sekumpulan orang-orang yang berada dalam usia kerja, tidak sedang dalam menuntut ilmu,dan tidak dalam kondisi tertentu, tapi tidak bersedia bekerja.

Jenis-Jenis Pengangguran,diantaranya:

Pengangguran Friksional
Pengangguran yang terjadi karena seseorang lebih memilih untuk menganggur untuk menunggu dan mencari pekerjaan yang lebih baik dari yang terdahulu.

Pengangguran Struktural
Pengangguran yang terjadi karena seseorang diberhentikan dari perusahaan, karena perusahaan sedang alami kemunduran sehingga dilaksanakan pengurangan pegawai.

Pengangguran Teknologi
Pengangguran yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi yang menggantikan tenaga manusia.

Pengangguran Siklikal
Pengangguran yang terjadi karena pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh, dikarenakan perusahaan mengalami kemunduran.

Pengangguran Musiman
Pengangguran yang terjadi karena dipengaruhi oleh musim.

Pengangguran Tidak Kentara
Pengangguran yang secara fisik tidak terlihat,namun secara ekonomi dapat di gambarkan bahwa seseorang tersebut menganggur.

Setengah Penganggur
Mereka yang bekerja dengan jam kerja dibawah jam kerja normal, sekitar 7-8 jam sehari.

Pemerintah terus berupaya untuk mengurangi pengangguran di Indonesia, karena pengangguran memberi dampak  negatif bagi kenyamanan masyarakat.
Beberapa kebijaksanaan yang pernah dilaksanakan di lakukan Pemerintah Indonesia, yakni:
-  Menekan angka kelahiran dengan di laksanakannya program KB
-  Menambah sektor pengeluaran pemerintah
-  Membuka lapangan pekerjaan baru
-  Menggalakkan ekspor jasa untuk dikirimkan ke luar negeri.

2.  Inflasi
Jika dilihat dari besar kecilnya, inflasi dibagi menjadi:
-  Inflasi ringan berkisar 0% - 10%
-  Inflasi sedang berkisar 10% - 30%
-  Inflasi berat berkisar 30% - 100%
-  Hyper Inflasi berkisar  >100%
Indonesia pernah mengalami keempat kondisi tersebut.

Jika dilihat dari sebab-sebab kemunculannya, dibagi kedalam:

Inflasi Karena Naiknya Permintaan
Merupakan inflasi yang terjadi karena adanya gejala naiknya permintaan secara umum, sehingga sesuai dengan hukum permintaan maka hargapun secara umum cenderung akan naik.

Inflasi Yang Terjadi Karena Naiknya Biaya Produksi
Kecenderungan kenaikan harga lebih ditekankan pada kenaikan harga produksi. Contohnya naiknya upah, naiknya harga bahan baku dan penolong.

Jika dilihat dari asalnya, terbagi menjadi:

Inflasi Yang Berasal Dari Dalam Negeri
Merupakan inflasi yang terjadi dikarenakan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam negeri, contohnya peredaran uang didalam negeri terlalu banyak.

Inflasi Yang Berasal Dari Luar Negeri
Inflasi yang terjadi karena kita mengimport komoditi yang telah terkena inflasi dinegara asalnya.

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari inflasi, diantaranya:
-  Turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki penghasilan tetap.
-  Menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk kas
-  Laju pertumbuhn ekonomi Indonesia menjadi terhambat.
-  Terjadi penurunan tingkat investasi pada masyarakat.
-  Menambah utang negara.

Dampak positif dari terjadinya inflasi adalah
-  Inflasi yang terkendali menggambarkan adanya aktivitas ekonomi di suatu negara.
-  Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk berusaha keras meningkatkan kesejahteraannya.

Bab 11 & 12 Kebijaksanaan Pemerintah



Untuk memperbaiki perekonomian Indonesia dan demi tercapainya integritas negara, diperlukan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan.

1. Perkembangan kebijakan pemerintah yang pernah di terapkan,yakni:
a. Kebijakan selama 1966-1996
   Pada masa ini kebijakan lebih diarahkan kepada perbaikan dan pembersihan pada semua sektor peninggalan orde lama, termasuk paham komunis. Selain itu, dilaksanakan kebijaksanaan dalam rangka mengupayakan tingkat inflasi yang sangat tinggi. Kebijaksaan ini cukup berhasil menekan tingkat inflasi +-/650% sampai +-10%.

b. Periode Pelita I
    Kebijaksanaan pada periode pelita pertama ini dimulai dengan:

    Peraturan Pemerintah No.16 tahun 1970
    Peraturan ini berisi tentang penyempurnaan tata niaga bidang eksport dan import.

    Peraturan Agustus 1971
    Berisi tentang devaluasi mata uang Rupiah (Rp) dalam Dollar ($). 
    Sasaran pokok pada peraturan ini adalah:

  •     Kestabilan harga pokok
  •     Peningkatan nilai ekspor
  •     Kelancaran import.
  •     Penyebaran barang didalam negeri.

c. Periode Pelita II
    Pada periode ini diisi dengan:
    
    Kebijaksanaan Perkreditan
    Ditandai dengan adanya produk Kredit Investasi Kecil yang bertujuan mendorong para eksportir kecil & menengah serta mendorong para pengusaha kecil.

    Kebijakan Fiskal
    Dilakukan penghapusan pajak ekspor untuk mempertahankan daya saing komoditi ekspor pasar dunia & untuk penanaman modal dalam negeri yang mendorong investasi dalam negeri.
    Kebijakan ini memperoleh hasil:

  •    Naiknya cadangan devisa dari $ 1,8 milyar sampai $ 2,58 milyar.
  •    Naiknya tabungan dari Rp 255 milyar sampai Rp 1,522 milyar

    Kebijaksanaan 15 November 1978 (KNOP 15)
    Merupakan kebijaksanaan dibidang moneter dengan tujuan menaikan hasil produksi nasional, serta unutk menaikan daya saing komoditi ekspor. Tetapi tujuan itu tidak dapat dicapai, dikarenakan:

  •     Ada inflasi sebesar 34%, dampaknya harga ekspor Indonesia mahal di pasar dunia.
  •     Adanya krisis dunia pada tahun 1979.

d.  Periode Pelita III
    Pada periode ini diisi dengan kebijaksanaan, diantaranya:

    Paket Januari 1982
    Kebijakan ini berisi mengenai tata cara pelaksanaan ekspor –import dan lalu lintas devisa. Pada kebijakan ini di berikan dan diterapkannya kemudahan dalam hal pajak yang ditujukan kepada komoditi ekspor  serta dalam hal kredit komoditi ekspor. Kebijaksanaan ini kurang membawa hasil,dikarenakan resesi masih belum berakhir.

    Paket Kebijaksanaan Imbal Beli (Counter Purchase)
   Tujuan dikeluarkannya kebijakan ini untuk mendorong keberhasilan dari Kebijaksanaan Paket Januari 1982. Pada kebijaksanaan ini, para eksportir dan importir diharuskan untuk membeli barang-barang Indonesia dalam jumlah yang sama. Namun kebijaksaan ini masih belum berhasil karena adanya resesi. Akibatnya adalah naiknya tingkat inflasi, sehingga tabungan masyarakat menurun ,dan dana investasi menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan produktivitas dan perekonomian menurun.Kesimpulannya adalah bahwa penerapan kebijakan-kebijakan pada periode Pelita III ini menyebabkan terjadinya defisitnya neraca perdagangan Indonesia karena diterapkannya proteksi dan kuota oleh negara-negara pasaran komoditi Indonesia.

    Kebijaksanaan Devaluasi 1983
    Menurunya mata uang Rupiah terhadap mata uang Dollar dari Rp 625/$ menjadi Rp 970/$.

e.  Periode Pelita IV
    Beberapa kebijakan yang diterapkan pada periode ini, antara lain:

    Kebijaksanaan INPRES No.4 1985
    Kebijakan ini diterapkan dengan mengharapkan peningkatan ekspor non-migas. Seperti munculnya biaya ekonomi yang tinggi dan kondisi pelabuhan yang masih kurang tertata. Tindakan yang diambil untuk menurunkan biaya ekonomi yang tinggi salah satunya adalah memberantas pungutan liar.

    Paket Kebijaksanaan 6 Mei 1986 (PAKEM)
    Bertujuan mendorong swasta dibidang ekspor dan penanaman modal.

    Paket Devaluasi 1986
  Dilakukannya kebijakan ini dikarenakan jatuhnya harga minyak di pasar dunia yang mengakibatkan penerimaan pemerintah turun. Untuk menutupinya dilakukan pinjaman luar negeri.

    Paket Kebijaksanaan 25 Oktober 1987
    Merupakan deregulasi dibidang perdagangan,  moneter, dan penanaman modal. Dengan cara:

  •     Penurunan bea masuk import untuk komoditi barang penolong dan baku.
  •     Proteksi produksi yang lebih efisien
  •     Kebijaksanaan penanaman modal.

    Paket Kebijaksanaan 15 Januari 1988
    Dengan melakukan efisiensi, inovasi & produktivitas beberapa sektor industri dalam rangka meningkatkan
    ekspor non-migas. Langkah yang ditempuh diantaranya:

  •     Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan import
  •     Pembebasan dan peringanan bea masuk    
  •     Penyempurnaan klasifikasi barang.


    Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 (PAKDES)
    Dengan melakukan restruktur dibidang ekonomi dalam mempelancar perijinan.

    Paket 27 Oktober 1988
  Kebijaksanaan mengenai perijinan (deregulasi) untuk mendorong peningkatan pasar modal&untuk menghimpun dana masyarakat guna menambah biaya pembangunan.

    Paket Kebijaksanaan 21 November 1988 (PAKDES)
    Dengan melakukan deregulasi dan debirokratisasi dibidang perdagangan dan hubungan laut.

    Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (PAKDES)
   Kebijaksanaan dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan peningkatan produktivitasnya. Dan mengenai deregulasi (perijinan) pendirian perusahaan asuransi.

f.  Periode Pelita V
    Lebih mengarahkan kepada pengawasan, pengendalian,  dan upaya kondusif guna  meninggalkan proses tinggal landas menuju rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.


2.  Kebijaksanaan Moneter
    Merupakan sekumpulan tindakan pemerintah dalam mengatur perekonomian melalui peredaran uang dan tingkat suku bunga. Di dalam sistim perekonomian Indonesia, kebijaksanaan moneter dijalankan oleh Pemerintah dibidang lembaga keuangan, yaitu: BI. BI merupakan Bank Sentral yang memiliki tugas:

  •     Sebagai Bank Pemerintah, membantu dalam hal mengelola dana pemerintah.
  •     Sebagai Bank Umum, membantu kegiatan operasional dana yang dibutuhkan.
  •     Mengawasi lembaga keuangan lainnya.
  •     Memperlancar kegiatan perekonomian dengan mencetak uang kartal.



    Dilihat dari upaya yang ditempuh ,dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a. Kebijaksanaan Moneter Kuantitatif
    Kebijaksanaan ini dijalankan dengan mengatur uang yang beredar dan tingkat suku bunga. 
    Kebijakan moneter kuantitatif dijalankan dengan 3 cara, yakni:

    Melakukan Operasi Pasar Terbuka
    Memperjualbelikan SBI yang dimiliki BI, dengan harapan uang yang beredar akan menjadi
    banyak atau sedikit dengan kebutuhan perekonomian Indonesia.


    Merubah Tingkat Bunga diskonto
    Merupakan tingkat bunga yang berlaku pada transaksi moneter antar BI dengan Bank Umum.Prosesnya adalah agar uang yang beredar tidak terlalu banyak, maka solusinya adalah menaikkan tingkat suku bunga diskonto. Dengan tingkat bunga diskonto yang tinggi, BU tidak akan meminjam dana ke BI.Sehingga persedian uang di Bi sedikit, dan penyalurannya ke masyarakat juga sedikit.

    Merubah Cadangan Persentase Minimal yang Harus Dipenuhi Oleh Bank Umum.
    Jika Bank Umum memiliki cadangan minimal maka operasi pasar terbuka akan gagal.


b. Kebijakan Moneter Kualitatif
    Tujuannya adalah menunjang keberhasilan dari kebijakan moneter kualitatif dan mengawasi perbankan
    dan lembaga keuangan lainnya sesuai dengan ketetapan.
    
3.  Kebijakan Fiskal
     Merupakan suatu tindakan pemerintah untuk mengatur perekonomian melalui APBN dan pajak.

Kebijakan fiskal jika dilihat dari segi pembayarannya, dibedakan menjadi 2,yakni

Pajak Langsung
Merupakan pajak yang pembayarannya tidak bisa dilimpahkan  kepada oranglain. Contoh pajak kendaraan bermotor.

Pajak Tidak Langsung
Merupakan pajak yang pembayarannya dapat dilimpahkan ke oranglain, contoh pajak pertambahan nilai.

Kebijakan fiskal dilihat dari besar kecilnya pajak yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak, dibagi menjadi:

Pajak Regresif
Merupakan pajak yang besar kecilnya nilai yang harus dibayarkan ditetapkan berbanding terbalik dengan besarnya pendapatan wajib pajak. Semakin tinggi pendapatan wajib pajak ,semakin kecil pajak yang harus dibayarkan.

Pajak Sebanding
Merupakan besar kecilnya pajak yang harus dibayarkan sama untuk semua tingkat pendapatan.

Pajak Progresif
Merupakan pajak yang besar kecilnya ditetapkan searah dengan besarnya pendapatan wajib pajak, contohnya adalah pajak penghasilan.

Dilihat dari sisi tujuan ditetapkannya, maka ada beberapa tujuan penetapan pajak,yakni:

Sumber Penerimaan Pemerintah yang Potensial
Semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat,maka semakin besar pula pajak yang dapat dihimpun.

Alat Pengendali Tingkat Pengeluaran Masyarakat
Jika terjadi kondisi perekonnomian menunjukan tingkat peredaran uang tinggi, maka pengeluaran pemerintah maupun masyarakat juga ikut meningkat, sehingga dengan adanya pajak akan mengurangi dan mengendalikan pengeluaran pemerintah atau masyarakat.

Alat Untuk Meratakan Distribusi Pendapatan  dan Kekayaan Masyarakat
Pajak yang dihimpun dari para golongan yang berekonomi kuat akan disebar kembali ke rakyat melalui pajak sebagai subsidi, bantuan kemanusiaan, dan pembangunan sarana dan prasaranan umum.


4.  Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal di Sektor Luar Negeri
Terdapat dua istilah, diantaranya:

Kebijaksanaan Menekan Pengeluaran
Kebijaksanaan ini dilakukan dengan cara mengurangi tingkat konsumsi atau pengeluaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Cara yang ditempuh adalah

  • Menaikkan pajak pendapatan
  • Mengeluari pengeluaran pemerintah

Jika dilihat dari tindakannya, maka kebijaksanaan ini tidak cocok jika diterapkan disebuah negara yang tingkat penganggurannya tinggi. Karena dengan kondisi yang seperti ini justru perekonomian membutuhkan dana yang besar untuk manaikkan investasi, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengangguran.

Kebijaksanaan Pemindah Pengeluaran
Pada kebijakan ini, pengeluaran para pelaku ekonomi tidak berkurang, melainkan dipindah dan digeser pada bidang yang tidak terlalu beresiko memperburuk perekonomian.Kebijaksanaan ini dapat dilakukan dengan secara paksa dan dengan menggunakan rangsangan.

Kebijaksaan pemindah pengeluaran dilakukan dengan secara paksa, ditempuh dengan cara, diantaranya:

  •    Menaikkan tarif dan kuota
  •    Mengawasi pemakain valuta asing.

Kebijaksanaan pemindah pengeluaran dengan menggunakan rangsangan, ditempuh dengan cara, diantaranya:

  •    Menciptakan rangsangan-rangsangan ekspor
  •    Menstabilkan upah dan harga didalam negeri.
  •    Melakukan devaluasi

Sumber:
Bab VII Kebijakan Pemerintah, Halaman 74-85