Senin, 01 Juli 2013
Kedatangan Islam Serta Bukti-Bukti Peninggalan Islam di Negara Adikuasa
Pendahuluan
Perang Dingin adalah sebutan bagi suatu periode terjadinya ketegangan politik dan militer antara Dunia Barat, yang dipimpin
oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya,
dengan dunia komunis, yang dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu negara-negara satelitnya. Peristiwa ini dimulai setelah keberhasilan Sekutu
dalam mengalahkan Jerman Nazi di Perang
Dunia II, yang kemudian menyisakan Amerika Serikat dan Uni Soviet
sebagai dua negara adidaya di dunia dengan perbedaan ideologi, ekonomi, dan militer
yang besar. Beberapa negara memilih untuk memihak salah satu dari dua negara
adidaya ini, sedangkan yang lainnya memilih untuk tetap netral dengan
mendirikan “Gerakan Non-Blok”
Islam Di Negara
Amerika Serikat
Para pengamat kemunculan Islam di Amerika Utara
kebanyakan memandang bahwa kedatangan pertama yang sesungguhnnya orang-orang
muslim di Amerika Serikat terjadi pada pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang
pada saat itulah para imigran muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah
mulai datang ke Amerika Utara dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar
ataupun kecil yang dikemudian kembali ke tanah airnya.
Sebagian kini para akademisi berpendapat bahwa selama
hampir dua abad sebelum perjalanan Christopher Columbus di tahun 1492 M,
orang-orang muslim telah melakukan pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir
barat laut Afrika ke Amerika Utara dan Selatan dan sebagian bahkan ikut menjadi
awak Columbus. Para penjelajah itu konon telah menembus sebagian besar wilayah
Amerika Selatan dan Utara, bergaul dan sebagian menikah dengan orang asli
Amerika.
Tahun 1492 memiliki arti bersejarah tak hanya karena
perjalanan Columbus. Melainkan karena tahun tersebut pertanda berakhirnya
kehadiran Islam di semenanjung Iberia yang kini dikenal sebagai Spanyol dan
Portugal. Pada tahun 1474 M pasangan suami istri Fernando dari Aregon dan
Isabela dari Sevilla berhasil menyatukan dua kerajaan yang terpisah. Mereka
dikenal sebagai raja dan ratu Katolik berkat jasa-jasa mereka menyatukan
kembali seluruh Spanyol di bawah agama Kristen. Mereka merampas wilayah
kekuasaan terakhir kaum muslim di Granada pada tahun 1492. semenjak berakhirnya
abad ke-15 orang-orang muslim (Moor) di semenanjung Iberia dipaksa
memilih satu diantara pilihan yang merugikan yakni berpindah ke agama Kristen,
imigrasi atau hukuman mati. Orang yang memilih pilihan pertama tetap
menjalankan agama mereka secara diam-diam dan tetap mengadakan pertemuan rahasia
umat Islam selama berabad-abad. Sebagian lainnya mencoba memberontak dan
akibatnya mereka diusir dari negerinya yang sebelumnya merupakan satu dari
sedikit contoh keharmonisan budaya Islam dan Kristen.
Semakin banyak bukti bermunculan yang menunjukan bahwa
sebagian orang-orang Moor yang dipaksa pergi tersebut berhasil menuju kepulauan
Karibia dan bahkan sebagian lainnya berhasil mencapai bagian selatan Negara
Amerika Serikat masa kini. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu berupaya
membuktikan teori-teori tersebut yang dipandang oleh muslim AS sebagai bukti
bahwa bahwa Islam berperan dalam sejarah awal AS. Kemungkinan adanya hubungan
dengan budaya Spanyol dapat menarik hati
AS keturunan Amerika Latin yang tertarik dengan ajaran Islam.
Kaum muslim di Amerika Serikat terdiri dari para
imigran yang dari keturunan Afrika (Afro-Amerika), penduduk Eropa yang masuk
Islam, dan para pendatang sementara (mahasiswa, diplomat dan lainnya).
Komposisi asal-usul mereka adalah: Afrika(42 %); Asia Selatan (India, Pakistan,
Bangladesh (24,4 %));Turki (2,4%); Asia Tenggara (2%); Kulit Putih Amerika (1,6
%); dan lain-lain (6,4 %) termasuk sekitar 5.000 muslim keturunan Spanyol
(Hispanik).
Sebagian besar mereka, sekitar 70 %, tinggal di
sepuluh Negara bagian: California, New York, Illinois, New Jersey, Indiana,
Michigan, Virginia, Texas, Ohio, dan Maryland. Para
imigran muslim datang ke Amerika Serikat dengan alasan-alasan yang beragam. Gelombang Pertama, imigrasi kaum muslim ke Negara ini berlangsung pada
sekitar tahun 1875, dari wilayah yang saat itu dikenal sebagai Greater Syria
(mencakup Suriah sendiri, Libanon, Yordania dan palestina). Mereka umumnya
miskin keterampilan dan tidak cukup terdidik berharap bisa sukses secara
financial di amerika serikat sebelum kembali ke tanah air. Tetapi, karena
kesempatan kerja terbatas, mereka terpaksa bekerja sebagai buruh di pabrik,
pelabuhan, dan lainnya.Sebagian menetap di wilayah Midwest. Pernyataan mereka
terus menarik minat imigran yang lain
Gelombang Kedua, menyusul pada tahun 1920-an
untuk kemudian terhenti karena Perang Dunia II. Hukum-hukum imigrasi pada
periode ini agak membatasi. Hanya orang yang berkulit hitam atau Kaukasia saja
yang boleh masuk ke Amerika Serikat. Orang Arab dianggap tidak termasuk ke
dalam dua kategori itu
Gelombang Ketiga, antara pertengahan tahun
1940-an&pertengahan 1960-an berlangsung bersamaan dengan terjadinya
berbagai perubahan penting di luar Amerika Serikat. Kaum muslim yang masuk AS
dalam kategori ini lebih terdidik. Sebagian besar mereka hijrah karena
penindasan politik. Persentase terbesarnya adalah orang Palestina yang terusir
dengan didirikannya Israel (1948), orang Mesir yang merasa dirugikan oleh
kebijakan nasionalisasi Presiden Gamal Abdul Nasser dan orang Islam Eropa Timur
yang mencoba melarikan diri dari akibat perang Dunia II dan pemerintahan
Komunis. Pada saat yang sama, terutama pada tahun 1960-an berbagai perubahan
berlangsung dalam kebijakan keimigrasian AS. Pasar kerja makin meluas dan
Negara ini membutuhkan kaum imigran yang potensial untuk mengisi pos-pos itu.
Di sini batasan-batasan etnis atau ras diperlonggar.
Gelombang Keempat, berlangsung sekitar tahun
1967 dan masih berlangsung sampai sekarang. Mereka umumnya sangat terdidik dan
fasih berbahasa Inggris. Imigrasi mereka terjadi dengan berbagai alasan seperti
untuk peningkatan kemampuan profresional dan menghindari penindasan Pemerintah.
Mereka juga ada yang berniat untuk menetap atau mendakwahkan Islam di Negara
ini.
Bukti-Bukti
Islam di Amerika Serikat:
1.
Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang terdapat < 565
nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung,
danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata
bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan
bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus
mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti
Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara
Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh. Di
Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di
Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian
(Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat.
2.
Masjid Islamic
Center Washington DC
Masjid
ini adalah masjid pertama dan salah satu yang terbesar di Amerika Serikat.
Masjid ini terletak di kompleks Islamic Center, Massachusetts Avenue,
Washington DC. Pembangunan masjid ini dimulai pada 1949 dan diresmikan pada
1957. Masjid ini sebagai wujud persatuan kaum muslim di Amerika.
3. Tersimpannya
arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee tahun 1787
Isi
perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan
keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku
cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan
kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum
laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut.
Islam Di Uni Soviet
Berbicara mengenai sejarah masuk dan berkembangnya islam di Uni soviet sangatlah
terbatas karena kurangnya Referensi yang membahas tentang islam di Uni Soviet. Uni Soviet adalah bekas negara yg
terdiri atas 15 republik sosialis yg dibentuk pd tahun 1922 hingga dibubarkan pada
penghujung tahun 1991. Dari 15 republik tersebut, enam di antaranya memiliki
penduduk mayoritas muslim, yaitu Azerbaijan,
Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan,
dan Uzbekistan. Terdapat pula
masyarakat muslim dalam jumlah besar di wilayah Idel-Ural dan Kaukasus Utara,
Federasi Rusia. Masyarakat
muslim Tatar juga dapat ditemukan dalam jumlah besar di Siberia dan wilayah
lainnya
Walaupun aktif
menganjurkan paham ateisme, pemerintah Uni Soviet mengizinkan kegiatan
keagamaan yg terbatas di semua republik yg masyarakatnya mayoritas muslim.
Masjid-masjid masih berfungsi sebagaimana mestinya di kebanyakan kota besar
republik-republik di Asia Tengah dan Azerbaijan, tetapi jumlahnya menurun
secara drastis dari 25.000 pd tahun 1917 menjadi hanya 500 pd tahun 1970-an.
Sebagai bagian dari pengenduran aturan pembatasan agama secara umum, pd tahun
1989 beberapa asosiasi keagamaan muslim didaftarkan dan beberapa masjid yg
ditutup oleh pemerintah dikembalikan kepada masyarakat muslim setempat.
Pemerintah juga mengumumkan rencana untuk mengizinkan pemuka agama Islam dalam
jumlah terbatas untuk mengikuti pelatihan dalam jangka waktu 2 dan 5 tahun,
masing-masing di Ufa, RSFS Rusia, dan Baku, RSS Azerbaijan.
Penganut
Islam di Uni Soviet awalnya mengalami kebebasan beragama yang lebih luas di
bawah kekuasaan baru kaum Bolshevik.
Vladimir Lenin mengawasi pengembalian artefak-artefak Islam seperti Al-Qur’an
Utsman, penetapan sistem pengadilan berdasarkan prinsip syariat Islam yg
diberlakukan selaras dengan sistem hukum komunis, pemberian kedudukan kuasa kpd
para pemuka agama & “sosialis Islam“, penerapan sistem aksi afirmatif
yang disebut korenizatsiya (pemribumian) yang byk membantu masyarakat muslim
lokal, dan penetapan hari Jumat sebagai hari libur di seluruh Asia Tengah.
Di
bawah kekuasaan tsar, muslim ditindas secara brutal dan Kristen Ortodoks diakui
sebagai satu-satunya agama resmi. Pada tanggal 24 November 1917, Lenin
mengatakan:
“ Muslim
Rusia… kalian semua yg masjid dan rumah-rumah ibadahnya telah dirusak, yang
keyakinan dan adat-istiadatnya telah diinjak-injak oleh tsar dan para penindas
bangsa Rusia: keyakinan dan amalan kalian, adat budaya & bangsa kalian adalah
bebas dan terhormat selama-lamanya. Ketahuilah bahwa hak-hak kalian, seperti
orang-orang Rusia yg lain, ada di bawah perlindungan revolusi yg sangat kuat.”
Saat Josef Stalin mengukuhkan kekuasaannya
pada paruh kedua tahun 1920-an, kebijakan keagamaan di Uni Soviet berubah.
Masjid-masjid ditutup atau dialihfungsikan menjadi gudang di seluruh Asia
Tengah. Para pemuka agama disiksa, madrasah ditutup, dan wakaf tdk lagi
dianggap sah.
Stalin
juga memaksa beberapa suku bangsa kecil yg utamanya menetap di barat daya Rusia
(Chechen, Ingush, Tatar Krimea, Balkar, Karachai, Turk Meshketia, Kalmyk, Volga
Jerman, dan lainnya) untuk pindah dari tanah air mereka selama Perang Dunia II
utk mengantisipasi adanya perlawanan yang didukung oleh Nazi Jerman. Selama
kepemimpinan Salin, muslim
Tatar Krimea menjadi korban deportasi
masal. Deportasi tersebut dimulai pd tanggal 17 Mei 1944 di semua daerah
yg berpenghuni di Krimea. Lebih dari 32.000 pasukan NKVD ikut serta dalam
pelaksanaannya. Sebanyak 193.865 orang Tatar Krimea dideportasi, 151.136 di
antara mereka ke RSS Uzbekistan, 8.597 ke RSSO Mari, 4.286 ke RSS Kazakhstan,
& sisanya sebanyak 29.846 orang ke berbagai oblast di RSFS Rusia.
Sejak
Mei hingga November 1944, 10.105 orang Tatar Krimea tewas karena kelaparan di
Uzbekistan. Hampir 30.000 orang (20%) tewas di pengasingan dalam satu setengah
tahun berdasarkan data NKVD & hampir 46% berdasarkan data aktivis Tatar
Krimea. Menurut informasi yg diberikan oleh para pembangkang Soviet, banyak
orang Tatar Krimea yg dipekerjakan dalam proyek-proyek berskala besar sesuai
sistem Gulag yg berlaku pd masa kepemimpinan Stalin.
Namun Beberapa institusi islam, termasuk sekolah-sekolah
keagamaan dan mesjid telah kembali dibuka dengan banyak bantuan dukungan dari Arab Saudi, Kuwait dan Turki. Kelas-kelas keagamaan pun diadakan di
semua sekolah dan mesjid dengan beberapa menggunakan Bahasa Arab, pelajaran Al-Qur'an dan Hadis, serta sejarah Islam
Bukti-Bukti Peninggalan
Islam:
1. Masjid Park Pobedy
Merupakan
masjid yang dibangun oleh masyakarat muslim sekitar setelah era Uni Soviet.
Tujuan dibangunnya masjid ini yaitu untuk memperingati gugurnya para prajurit
pada Perang Dunia (PD) II tahun 1941-1945. Hal ini menggambarkan bahwa betapa
berkembangnya islam dan unggulnya ekonomi masyarakat muslim di era persekutuan
Rusia.
2. ErtuÄŸrul Gazi Mosque di Turkmenistan
3. Hoja Zayniddin Mosque (Bukhara) di Uzbekistan
4. Masjid Khazret Sultan di Kazakhstan
REFERENSI
Langganan:
Postingan (Atom)